Resensi Novel Shema (Whirling Dervish Dance): Tarian Cinta yang Hilang
Identitas Buku
Judul : Shema
Penulis : Zhaenal Fanani
Penerbit : DIVA Press
Cetakan : Pertama
Kota : Yogyakarta
Tahun : 2011
Shema: Tarian Cinta yang Hilang
Keindahan dan khusyuknya shema atau yang kita kenal dengan tari Sufi sangat mudah ditemui pada masa Jalaluddin Rumi. Tokoh Jalauddin Rumi merupakan salah seorang Tokoh Tasawuf atau sufisme masyhur di zamannya. Ia menggeluti sebuah ilmu untuk menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, dan membangun lahir serta batin. Whirling dervish atau juga tarian shema diperkenalkan oleh Maulana Jalaluddin Rumi antara tahun 1200 dan 1207. Tarian tersebut masyhur dibawakan di setiap sudut-sudut Kota Konya, Turki. Maka tak ayal kota ini dijuluki sebagai Negeri Para Sufi. Namun semuanya berubah, ketika masa pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk tepatnya pada tahun 1928, tarian sufi/ shema dilarang. Misi ini sejalan dengan isu sekularisme Attaturk dalam menghilangkan unsur keagamaan dalam bidang apapun, salah satunya shema yang sarat akan dzikir dan penghambaan kepada sang Khaliq. Maka semenjak itu, shema menjadi ritual rahasia yang dilakukan dalam sepi dan sembunyi-sembunyi.
Kisah ini berawal dari kisah cinta seorang duta besar Amerika untuk Turki, Rosalina Dores kepada seorang pialang saham terkemuka sekaligus pemilik bungker rahasia berisi koleksi benda-benda kuno arkeologi Yunani, Kliptatos Piyanios. Namun cinta ini berakhir kandas tanpa sebab, sehingga menyebabkan Rosalina Dores kecewa dan berniat untuk menghabisi seluruh generasi Piyanos. Hingga pada akhirnya, rasa penasaran Rosalina terbayarkan ketika mengetahui bahwa Kliptatos berhubungan dengan para dervish (kelompok sufi. Kelompok ini tetap mentradisikan dan menjaga dalam diam tarian sufi/ shema yang saat itu sudah dilarang. Rosalina beranggapan bahwa sejak Kliptatos mulai menggeluti sufisme dan berhubungan erat dengan para dervish, kisah cintanya semakin kandas dan ia ditinggalkan tanpa alasan. Oleh karena itu, Rosalina berambisi untuk melenyapkan shema dan pimpinannya, sang maestro dervish.
Dendam Rosalina tak terelakkan, hal ini dibuktikan dengan nyata dengan korban pertamanya Panglima Yasar Erbakan yang dihabisi di Mousoleum Jalaludin Rumi. Panglima Yaser Erbakan merupakan salah satu pengikut dervish. Dilanjutkan ketika Seorang Profesor Syibil Balqizh dan sahabat lamanya Kolonel Koslova -seorang tokoh monumental dalam Badan Intelejen Turki- yang akan bertemu untuk sebuah reuni di negara Turki. Profesor Balqizh diundang ke Turki atas panggilan dari sahabat lamanya Koslova. Senang bercampur rindu pada negara Turki, karena ini bukan kunjungan pertamanya. Profesor Balqizh sudah membayangkan keindahan Turki dan memutar memori untuk melihat tourist attraction di negara Turki, seperti Istana Topkapi, Aya Sofya, Blue Mosque, Grand Bazaar, Gaziantep, Cappadocia, dan sederet tempat eksotis lainnya. Namun apa yang terjadi? Sudah dua hari di Turki namun ia tak kunjung bertemu sahabatnya, Koslova. Hal ini melainkan tipu daya dendam dari Rosalina Dores yang menyamar sebagai seorang dervish bernama Suleyman Dayar. Profesor Balqizh tidak segera dihabisi karena dianggap memiliki banyak informasi dan rahasia dervish. Undangan yang mengatasnamakan Koslova menjadi sebuah rancangan Rosalina untuk mencapai tujuannya dalam menghabisi Maestro Dervish.
Kisah berlanjut dan dendam tidak hanya berdampak pada profesor Balqizh saja melainkan Tokoh Michaleos dan adik perempuannya Elisavet Tzakonas yang disekap oleh Rosalina ketika menyamar menjadi Amanda Mc Calester seorang Agen CIA. Informasi rahasia tentang dervish dimiliki oleh Michaleos didapat dari Emin Okyar – seorang dervish dan budayawan Turki-. Namun Emin Okyar dibunuh oleh Rosalina meskipun ia sudah memberikan informasi krusial tentang siapa dan dimana penjaga dervish tinggal. Penjaga dervish disiasati sebagai orang yang akan menggantikan Maestro Dervish, ketika Maestro wafat. Maka sasaran Rosalina berlanjut pada tokoh Hakan Sayouri, sang penjaga dervish. Rosalina bergegas mencari sang penjaga di sebuah kota terpencil sampai menemukannya kemudian dibunuh.
Setelah itu, profesor Balqizh diselamatkan oleh sahabat yang dari awal ingin ditemui, yaitu Madam Konlova. Konlova menangani kasus misterius terbunuhnya panglima Yasar Erbakan, Emin Okyar dan Hakan Sayouri sang penjaga. Namun ketika Konlova hendak pergi ke kediaman sang penjaga, Profesor Balqizh menemui seorang laki-laki misterius di Mesjid Biru (Blue Mosque). Laki-laki itu mengaku sebagai teman sang penjaga, Hakan Sayaouri. Ia menjelaskan bahwa
“Shema tidak menyimpan rahasia, shema hanya sebuah tarian yang hilang. Tapi cinta yang tersembunyi di dalamnya terus menginspirasi setiap orang. Jadi rahasianya itu terletak pada setiap orang yang jiwanya telah disemaikan oleh cinta kepada Tuhannya. Maka percayalah, sia-sia setiap upaya untuk melenyapkan shema. Inilah yang harus dipahami bahwa shema tidak perlu dicurigai. Masanya sudah berlalu, sudah saatnya kita kembali ke era Jalaluddin Rumi, di mana sudut-sudut akan semarak dengan tarian cinta, cinta yang dipersembahkan untuk Tuhannya”. [1]
Lalu setelah itu, laki-laki misterius itu memberikan petunjuk dan saran kepada profesor Balqizh untuk menyelamatkan sahabatnya Michaleos. Waktu terus berjalan sampai setelah profesor Balqizh bertemu dan menyelamatkan Michaleos, mereka segera kembali lagi ke tempat di mana ia bertemu dengan sosok laki-laki misterius, di Blue Mosque. Setelah tiba, mereka melihat Amanda atau Rosalina berada di sana, mereka tersadar dalang di balik kekacauan serta korban berjatuhan ialah rencana dari sosok Amanda/ Rosalina Dores. Maka profesor Balqizh bergegas menghubungi Madam Konlova untuk segera datang ke Blue Mosque.
Setelah madam Konlova tiba di Blue Mosque, profesor Balqizh dan Michaleos dikejutkan pada sebuah keadaan plot twist. Mereka ditangkap oleh anak buah madam Konlova. Ternyata dalang di balik semua ini berasal dari sahabatnya karena dendam masa lalu. Dendam ini berawal sejak kakeknya dibunuh oleh seorang dervish berdasarkan informasi dari Ibu Konlova. Madam Konlova juga menangkap 11 orang berjubah hitam/ ber-sikke karena ia mencurigai ada Maestro Dervish di antaranya. Selain itu, dikarenakan profesor Balqizh mengetahui wajah laki-laki misterius dimaksud (sang maestro), maka ia dipaksa untuk memberikan informasi tersebut kepada Konlova. Namun Profesor memilih untuk mati daripada memberikan informasi sang maestro kepada sahabat yang mengkhianatinya. Selain itu, ia percaya bahwa kematian sudah ditetapkan oleh Tuhan, dan ia lega karena mengetahui kapan ia mati dan siap untuk mengucapkan kalimat syahadat. Namun sebelum senjata yang ditodongkan ke profesor Balqizh ditarik pelatuknya, Madam Konlova terjatuh ke lantai dengan berlumuran darah, terlihat polisi menembak dari arah belakang dan siap untuk menyelamatkan profesor Balqizh. Ternyata sang Maestro Dervish memberikan informasi semua kejadian ke pihak kepolisian Turki untuk menyelamatkan profesor Balqizh dan Michaleos. Akhirnya mereka selamat dari kematian dan semua tipu daya Madam Konlova. Akhir yang menyentuh pada chapter terakhir, ketika profesor Balqizh diberikan surat oleh sang Maestro yang dititipkan kepada polisi, Balqizh menerima lalu membuka dan membacanya:
[1] Zhaenal Fanani, Shema: Tarian Cinta yang Hilang, Yogyakarta: DIVA Press, 2011, h. 318.
Komentar Terhadap Novel “Shema”
Sebuah bacaan yang sangat ringan dan mudah untuk dipahami. Walaupun nama setiap tokoh agak terdengar asing dan sulit untuk diucapkan, namun karakter terhadap masing-masing tokoh sangatlah kuat sehingga mempermudah mengidentifikasi dan mengenal tokoh. Selain itu, alur cerita yang tidak membosankan, membuat saya semakin tertarik untuk membaca setiap chapter-nya. Selain itu, alur cerita yang sulit untuk ditebak membuat saya sebagai pembaca semakin tertarik dan terus bertanya di setiap alurnya. Novel “Shema” ini menjadi sangat berkesan, dan menjadi batu loncatan untuk saya tertarik dalam membaca novel. Keindahan kota Turki dan Budayanya yang kental sangat digambarkan secara intangible dalam setiap cerita, sehingga membuat pembaca tertarik pada sosok Maulana Jalaluddin Rumi, Sufisme, Shema atau tari Sufi, serta keindahan Turki khususnya Kota Konya.
Foto pendukung Cerita 'Shema'
Gambar 1. Cover Novel Shema: Tarian Cinta yang Hilang |
Gambar 2. Museum Maulana Jalauddin Rumi, Kota Konya, Turki (Sumber: Vannchaa) |
Gambar 3. Shema atau Tarian Sufi yang mistik di Kota Konya (Sumber: Hulki Okan Tabak) |
Gambar 4. The Beautiful of Blue Mosque (Sumber: Adli Wahid) |
Unduh Resensi Novel Shema Versi PDF, klik di bawah ini
Komentar
Posting Komentar