Cahaya Moderasi di Langit Panjehang


    Kuliah Kerja Nyata, sesuai dengan namanya “Kerja” dan “Nyata”. Itulah yang aku rasakan ketika 40 hari berada di tempat yang tidak biasanya, serta kehidupan masyarakat lokal yang apa adanya. Bekerja dengan nyata bersama teman-teman lintas agama. Saya Ahmad Rizali, mahasiswa prodi Ekonomi Syariah, IAIN Palangka Raya. Rasa bangga dan senang ketika terpilih menjadi bagian dari KKN Kolaborasi Nusantara, Moderasi Beragama tahun 2021 angkatan Pertama. Bekerja dan mendapatkan hal baru bersama teman-teman lintas agama yakni Kristen dan Hindu Kaharingan. Sebuah program baru dari IAIN Palangka Raya yang bekerja sama dengan kampus IAKN Palangka Raya, dan IAHN-TP Palangka Raya. Hal ini bertujuan agar menumbuhkan rasa toleransi serta mengedapkan sikap moderat (tidak melakukan hal ekstrim, radikal, dan ujaran kebencian) dalam Bergama. 
    Kami ditempatkan di sebuah kelurahan di Kota Palangka Raya dengan masyarakat yang sangat majemuk, tepatnya di Kelurahan Panjehang, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya. Hal menarik dari lokasi ini ialah hanya dapat ditempuh melalui akses air saja, menggunakan kelotok/alkon (perahu kecil). Berangkat dari start point di Pelabuhan Takaras bergerak maju selama ± 30 menit, membuat saya tercengang ketika melihat banyaknya alat mesin tambang emas berjejer rapinya di atas sungai Rungan. Walaupun dilaksankan secara illegal, namun masyarakat setempat tetap menjalankan pekerjaan itu tanpa rasa takut untuk menghidupi keluarganya. Selain itu saya juga disuguhkan dengan pemandangan yang indah dengan pohon-pohon tropis berjejer membetengi sungai Rungan, membuat saya tidak tersadar alkon bergerak lambat mendekati dermaga yang bertuliskan “Dermaga Panjehang”. Pikiran berkecamuk memikirkan banyak hal, mulai dari memikirkan tempat posko kkn, kehidupan selama 40 hari ke depan, sampai karakteristik masyarakat setempat. 
    Ketika sudah sampai di depan dermaga Panjehang, betapa kagetnya melihat situasi yang sepi di sepanjang jalan. Kami hanya disambut oleh bapak RW dan ibu RW yang pada saat itu sudah menunggu kedatangan kami untuk diantarkan ke posko kelurahan. Banyak Pertanyaan di kepala mulai mencuat “kenapa tempat ini sangat sepi?” “dimana gerangan para warga?”. Pertanyaan ini masih saya simpan, sampai terjawab pada hari berikutnya ketika melakukan observasi dan survei lokasi.
    Di hari berikutnya, kami melakukan observasi dan survei berkeliling kawasan kelurahan Panjehang untuk satu minggu ke depan. Observasi ini dilakukan untuk mengamati karakteristik masyarakat serta asset kelurahan yang dapat kami realisasikan ke sebuah program nantinya. Namun betapa uniknya, kelurahan ini terbagi menjadi 2 RT, RT 1 didominasi oleh masyarakat beragama Kristen dan terdapat gereja di sana, yakni gereja Shinta. Sedangkan di RT 2 didominasi oleh masyarakat beragama Islam dan terdapat masjid di sana, yakni Masjid Nahdlatul Islam. Secara logika, dua RT ini terpisah dengan masing-masing agama mayoritas di dalamnya, lalu bagaimana masyarakat menjalankan kegiatan sosial di dalam satu kelurahan? Ternyata walaupun secara lokasi antara RT 1 dan RT 2 memiliki jarak namun dalam menjalankan kegiatan sehari-hari keduanya tidak dapat terpisahkan. Mayoritas di lokasi RT masing-masing berjalan secara natural, namun aktivitas seperti bekerja di tambang, bersosialisasi ketika menunggu anak bersekolah di PAUD, acara pernikahan, kegiatan agama, dll terdapat rasa saling membutuhkan serta saling membantu. Inilah yang membuat saya kagum, tidak terlalu mendominasi namun saling membantu dan bertegur sapa antar masing-masing agama.
    Beberapa hari berikutnya, saya melihat secara langsung ketika bertugas di PAUD Permata Bunda, kelurahan Panjehang, ibu-ibu dari RT 1 dan RT 2 saling bertegur sapa dan bersosialisasi selagi menunggu anaknya belajar dan bermain di dalam kelas. Melalui ini, sebenarnya tidak ada masalah suku, agama, ras, dan kelompok antara RT 1 dan RT 2 di Kelurahan Panjehang. Kegiatan masyarakat sehari-hari berjalan secara natural dan saling menghormati tanpa ada sekat di dalamnya. Begitu pula aktivitas lain, misalnya kegiatan ekonomi masyarakat seperti berjualan bahan makanan, jual beli token listrik, voucher wifi, aktivitas mencari ikan di sungai, dan menambang emas di lanting sedot. 
    Selain itu yang saya rasakan sendiri ketika beberapa minggu berikutnya, ketika sedang menjalankan minggu program kerja, kami diundang di sebuah acara kebaktian di rumah pak Rawit, salah satu tokoh masyarakat di kelurahan Panjehang. Awalnya saya pribadi takut untuk berhadir karena tidak memahami pelaksanaan kegiatan tersebut, serta menghindari hal-hal yang diharamkan oleh agama saya pribadi. Namun hal ini sudah diinisiasi oleh pelaksana acara, bahwa memang kegiatan agama di kelurahan Panjehang tidak hanya mengundang agama tertentu saja melainkan semua agama diundang dengan acara yang terpisah. Ketika berhadir di acara tersebut, betapa terkejutnya lokasi dan makanan yang disuguhkan untuk masyarakat dan anggota KKN yang beragama Islam terpisah dari acara inti kebaktian. Hal ini tentunya bertujuan untuk menciptakan acara yang ramah bagi agama lain, yakni Islam serta menciptakan tali silaturrahmi antar lintas agama di kelurahan Panjehang.
    Melalui kisah ini, tentunya kita dapat mencontoh kehidupan yang penuh akan toleransi dan saling menghargai antar umat beragama di kelurahan Panjehang. Baik dimulai dari hal kecil, seperti saling tegur sapa dan membantu antar sesama, sampai hal besar yang tentunya akan menumbuhkan atmosfer kedamaian dalam bermasyakarat. Seperti yang saya temui di kelurahan Panjehang, sebuah moderasi beragama yang jarang saya temui di lingkungan rumah saya tinggal, namun sudah saya temui, kagum dan membekas di langit Panjehang.

Cahaya Moderasi di Langit Panjehang.

Here these are the documentations..

Mungku Baru - Petuk Berunai - Panjehang


Foto Bersama Pak Lurah


Foto Bersama Pak RW


Kegiatan Hari Pemuda di Gereja Shinta


Doa 3 Agama di Acara Perpisahan


Membuat Plang Batas Kelurahan


Pemasangan Plang Pembatas Kelurahan


Pembuatan Video Unggulan


Sosialisasi Cuci Tangan di SDN 1 Panjehang


Penyuluhan Literasi Seks Usia Dini di SMPN 10 Palangka Raya


Lomba Kemerdekaan di PAUD Permata Bunda


Bersama Panitia KKN Saat Monitoring di Kel. Panjehang


Lomba Kemerdekaan, 17 Agustus 2021


Komentar

Postingan Populer